Artikel ini adalah lanjutan dari artikel sebelumnya, yakni
tentang perjuangan dibalik keterbatasan. Dalam artikel sebelumnya, narasumbernya
adalah seorang pedagang asongan, di artikel kedua ini narasumbernya adalah seorang
pedagang kerupuk ikan. Untuk lebih lanjutnya mari simak cerita dibawah ini…
Narasumber kita yang ke dua bernama bapak Agus. Beliau
penyandang tunanetra sejak lahir. Beliau berjualan kerupuk ikan didepan rumah,
terkadang juga ia keliling dengan dibantu anaknya.
Kerupuk itu beliau dapatkan dari agen yang rutin
mengirimkannya untuk bapak agus jual. Dengan penghasilan yang cukup untuk
kehidupan sehari-hari, beliau menyisihkan sebagian penghasilan untuk
menyekolahkan anaknya, hingga beliau
berhasil merubah nasib anaknya sehingga
tidak bernasib sama seperti beliau yang hanya berjualan kerupuk keliling.
Salah satu anak
beliau yang ke dua berhasil
membuka usaha servis komputer kecil-kecilan di rumah sendiri. Dari hasil usaha anaknya, bapak agus mendapat
sedikit bantuan untuk kehidupan sehari hari ,beliau juga mempunyai seorang
istri yang nasibnya tidak jauh berbeda
dengan dirinya sendiri, istrinya juga tunanetra sejak lahir. istri beliau terkadang
hanya membantu bapak agus berjualan setelah menyelesaikan kewajibannya sebagai
seorang ibu rumah tangga.
* Sedikit Hasil Wawancara*
P: Apa pendapat Bapak melihat orang lain yang mungkin
memiliki kekurangan Sama seperti Bapak tetapi mereka menfaatkan kekurangan
untuk mengemis,meminta-minta?
J : “mungkin mereka malas kali ya, padahal masih banyak
pekerjaan yang jauh lebih layak dengan mengembangkan potensi yang dimiliki
orang seperti kami misalnya main alat Musik, ahli memijat dan lain sebagainya
yaa mungkin itu bisa dimanfaatkan sebagai mata pencaharian. Dan nggak harus
mengharap belas kasihan”
P : bagaimana bapak menyingkapi keadaan yang dialami?
J : “Kalo boleh pilih, siapapun pasti nggak akan mau
menerima keadaan kaya gini kan, jadi yaa
mungkin sudah tulisan atau garis dari Tuhan, kita jalani apa adanya ajalah…”
Kesimpulan?
Kesimpulan dari 2 cerita narasumber ini adalah seseorang
yang memiliki keterbatasan fisik dapat menjalani dan menghadapi kehidupan tanpa
harus memanfaatkan ketidaksempurnaan. Mereka juga mengajarkan kepada kita,
bahwa kata “PUTUS ASA” dan “MENGELUH” adalah kata-kata yang menegaskan bahwa
seseorang tersebut tidak mau berusaha dan jatuh dalam keputusasaan sehingga
tidak dapat bangkit untuk kehidupan yang lebih baik.
NB: Terimakasih yang sudah membaca, semoga menginspirasi. Artikel ini ditulis untuk memenuhi challenge menulis 30hari.
#RamadhanInspiratif
#Challenge
#Aksara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar