Drop Down MenusCSS Drop Down MenuPure CSS Dropdown Menu

Jumat, 02 Juni 2017

Perjuangan Dibalik Keterbatasan (Part1)


Tidak ada manusia yang sempurna di bumi ini. Begitu banyak kisah kehidupan tentang orang berkebutuhan khusus yang dapat di angkat menjadi sebuah motivasi bagi hidup kita. Dan artikel ini akan membahas salah satu orang berkebutuhan khusus yang saya dan teman-teman wawancarai untuk tugas kuliah waktu itu.

Narasumber kita dalam artikel ini bernama bapak Rahmat. Beliau seorang pedagang asongan di daerah Pondok Gede, Bekasi. Sejak usia 7  tahun beliau kehilangan kaki kanannya karena mengalami kecelakaan kereta Api. Namun musibah yang dialaminya tidak membuatnya putus asa dalam menjalani hidup.


Semangat juangnya bisa kita lihat dari kisah hidupnya, beliau mengadu nasib di kota demi menghidupi istri dan anaknya di kampung, dengan cara berjualan rokok dipinggir jalan raya menggunakan tongkat sebagai alat bantunya berjalan. Banyak rintangan yang ia harus hadapi saat berjualan di jalan raya yang padat , seperti mendapat caci maki dari pengguna jalan. akan tetapi hal itu tidak membuatnya menyerah begitu saja. Dengan penghasilan yang bisa dibilang kurang dari kata “cukup”, ia mampu berjuang demi menyekolahkan kedua anaknya hingga tamat bangku SMA.

*Sedikit Hasil Wawancara*
P :  bagaimana suka duka dalam berjualan dijalan raya seperti ini?
J :  “suka duka berjualan dijalan banyak tantangan dan rintangan, bagaimana diri kita sendiri untuk menyikapi tantangan dan rintangan itu, Optimis atau Pesimis”
P :  siapa sajakah orang-orang yang menyemangati Bapak?
J :   “Penyemangat hidup ya dari orang-orang terdekat, tetapi yang lebih terpenting semangat dari diri sendiri”.
P :  Bagaimana Bapak mengatasi rasa putus asa atau minder yang mungkin terkadang muncul?
J :  “Manusia hidup sudah diberikan banyak nikmat kenapa harus minder, kita sama-sama manusia, kita punya pikiran dan  kemauan, kecuali kalau kita berbuat jahat itu minder dan  takut atas kesalahan wajar. Jadi tak perlu ada istilah minder dalam kehidupan.”


Setelah membaca cerita diatas, masihkah kita ingin mengeluh dan bermanja-manja?



NB: Terimakasih yang sudah membaca, semoga menginspirasi. Artikel ini ditulis untuk memenuhi challenge menulis 30hari.
#RamadhanInspiratif
#Challenge
#Aksara

Tidak ada komentar:

Posting Komentar