Drop Down MenusCSS Drop Down MenuPure CSS Dropdown Menu

Sabtu, 27 Mei 2017

Bagaimana Rasanya Hidup Tanpa Ibu?


Bagaimana rasanya jika hidup tanpa kasih sayang seorang ibu?
Pasti akan sangat menyakitkan jika kenyataan pahit itu menimpa diri kita.
Bagi orang yang mengalaminya, pasti akan sangat iri jika melihat orang lain bisa be-manja-manja, bisa bercanda dengan ibunya sendiri.
Bayangkan jika kejadian ini menimpa seorang anak berusia 5 tahun? sungguh, pasti siapapun yang mendengarnya akan merasa iba dan tersentuh.


Oke langsung aja ke pokok pembahasan, si anak dalam kisah inspiratif dihari pertama yang saya tulis ini adalah seorang anak yang berusia sekitar 9 tahun.
Sebagai seorang wanita karir, umumnya sang ibu menitipkan anaknya kepada saudara atau kepada pengasuh saat sedang berkerja. hal inilah yang terjadi pada si anak. sang ibu menitipkan si anak pada sebuah keluarga saat usianya masih 3tahun.
Pagi diantar, malam dijemput. selalu begitu rutinitas kesehariannya sehingga waktu untuk si anak bermanja-manja dengan sang ibu pun terbilang singkat.

Diusianya yang ke 5 tahun, hal mengejutkan terjadi. Sang ibu meninggal dunia secara mendadak sepulang kerja dan menjemput si anak. Mengejutkan tidak hanya bagi keluarga si anak dan keluarga pengasuh, tapi bagi semua orang yang mengetahuinya. heran, tidak percaya karena beberapa menit yang lalu memang terlihat sehat tanpa ada tanda-tanda keluhan sakit dari sang ibu.

Lalu bagaimana kehidupan si anak sepeninggal ibunya?
si anak masih diasuh oleh keluarga yang biasanyanya dititipi, rutinitasnya pun masih sama(pagi diantar, malam dijemput) tapi kali ini berbeda, tanpa sang ibu.
Terkadang, saya iba dan merasa kasihan saat melihat si anak yang sedang bermain dengan teman-temannya dan teman-temannya ini memeluk mesra ibunya masing-masing. saya merasa bagimana rasanya jika ada di posisinya, disaat yang lain masih bermanja-manja dengan ibunya diusia 5 tahun yang masih minta disuapin, dipeluk, dicium, merengek minta mainan, dirangkul saat tidur, dll.

Awal tahun 2017, sang ayah dari si anak ini menderita sakit keras dan akhirnya dibawa ke kampungnya untuk menjalani pengobatan dan sampai saat ini mereka hanya berkomunikasi via telepon.

Lalu bagaimana nasib si anak setelah ditinggal ayahnya?
Dia akhirnya diasuh oleh keluarga yang biasa dititipinya sampai saat ini karena keluarganya sendiri tidak begitu peduli dengan nasibnya. semua keperluannya ditanggung oleh keluarga yang dititipi meskipun keluarga ini pun hidup pas-pasan.

Yang membuat saya merasa terinspirasi adalah si anak ini tidak pernah mengeluh ataupun menangis jika teringat orangtua nya meskipun diusianya yang masih sangat membutuhkan belaian lembut seorang ibu dan ayah.
Sungguh tegar dan kuat jiwanya setelah 4tahun sepeninggal ibunya, dan sekarang ayahnya pun tidak mengurusnya, ia masih tetap tegar seperti itu.

Dari cerita ini dapat disimpulkan bahwa:
-Orang tua adalah segalanya. Jagalah, manjakanlah selama mereka masih ada disamping kita karena jika mereka telah pergi, tidak ada yang bisa menggantikan sosoknya dihidup kita.
-Kematian pasti akan datang kapanpun dan dimanapun tanpa kita tahu, persiapkanlah diri untuk perbanyak ibadah dan menjadi sebaik-baiknya orang sehingga saat waktunya tiba, kita tidak akan menyesal.
-Sesedih dan semenyakitkan apapun yang kita rasakan, kita harus tetap tersenyum dan terlihat tegar.
-Dalam kesederhanaan, jangan pernah takut miskin untuk membantu orang lain Karena rezeki sudah diatur oleh Yang Maha Kuasa.


NB: Terimakasih yang sudah membaca, semoga menginspirasi. Artikel ini ditulis untuk memenuhi challenge menulis 30hari.
#RamadhanInspiratif
#Challenge
#Aksara

2 komentar:

  1. Nggak pernah terbayang sih, meski kadang sering kesel kenapa Mamah sering banget marah-marah, tapi ada aja waktu kalo lagi kangen kena marahnya, semoga semua anak yang orangtuanya masih diberi umur panjang, dan untuk mereka yang orangtuanya dipanggil Allah lebih dulu, semoga diberi kasih sayang yang berlimpah. Amin...

    www.asysyifaahs.com

    BalasHapus