Bagaimana rasanya jika hidup tanpa kasih sayang seorang ibu?
Pasti akan sangat menyakitkan jika kenyataan pahit itu
menimpa diri kita.
Bagi orang yang mengalaminya, pasti akan sangat iri jika
melihat orang lain bisa be-manja-manja, bisa bercanda dengan ibunya sendiri.
Bayangkan jika kejadian ini menimpa seorang anak berusia 5
tahun? sungguh, pasti siapapun yang mendengarnya akan merasa iba dan tersentuh.
Oke langsung aja ke pokok pembahasan, si anak dalam kisah
inspiratif dihari pertama yang saya tulis ini adalah seorang anak yang berusia
sekitar 9 tahun.
Sebagai seorang wanita karir, umumnya sang ibu menitipkan
anaknya kepada saudara atau kepada pengasuh saat sedang berkerja. hal inilah
yang terjadi pada si anak. sang ibu menitipkan si anak pada sebuah keluarga
saat usianya masih 3tahun.
Pagi diantar, malam dijemput. selalu begitu rutinitas
kesehariannya sehingga waktu untuk si anak bermanja-manja dengan sang ibu pun
terbilang singkat.
Diusianya yang ke 5 tahun, hal mengejutkan terjadi. Sang ibu
meninggal dunia secara mendadak sepulang kerja dan menjemput si anak. Mengejutkan
tidak hanya bagi keluarga si anak dan keluarga pengasuh, tapi bagi semua orang
yang mengetahuinya. heran, tidak percaya karena beberapa menit yang lalu memang
terlihat sehat tanpa ada tanda-tanda keluhan sakit dari sang ibu.
Lalu bagaimana kehidupan si anak sepeninggal ibunya?
si anak masih diasuh oleh keluarga yang biasanyanya
dititipi, rutinitasnya pun masih sama(pagi diantar, malam dijemput) tapi kali
ini berbeda, tanpa sang ibu.
Terkadang, saya iba dan merasa kasihan saat melihat si anak
yang sedang bermain dengan teman-temannya dan teman-temannya ini memeluk mesra
ibunya masing-masing. saya merasa bagimana rasanya jika ada di posisinya,
disaat yang lain masih bermanja-manja dengan ibunya diusia 5 tahun yang masih
minta disuapin, dipeluk, dicium, merengek minta mainan, dirangkul saat tidur,
dll.
Awal tahun 2017, sang ayah dari si anak ini menderita sakit
keras dan akhirnya dibawa ke kampungnya untuk menjalani pengobatan dan sampai
saat ini mereka hanya berkomunikasi via telepon.
Lalu bagaimana nasib si anak setelah ditinggal ayahnya?
Dia akhirnya diasuh oleh keluarga yang biasa dititipinya
sampai saat ini karena keluarganya sendiri tidak begitu peduli dengan nasibnya.
semua keperluannya ditanggung oleh keluarga yang dititipi meskipun keluarga ini
pun hidup pas-pasan.
Yang membuat saya merasa terinspirasi adalah si anak ini
tidak pernah mengeluh ataupun menangis jika teringat orangtua nya meskipun
diusianya yang masih sangat membutuhkan belaian lembut seorang ibu dan ayah.
Sungguh tegar dan kuat jiwanya setelah 4tahun sepeninggal
ibunya, dan sekarang ayahnya pun tidak mengurusnya, ia masih tetap tegar seperti
itu.
Dari cerita ini dapat disimpulkan bahwa:
-Orang tua adalah segalanya. Jagalah, manjakanlah selama
mereka masih ada disamping kita karena jika mereka telah pergi, tidak ada yang
bisa menggantikan sosoknya dihidup kita.
-Kematian pasti akan datang kapanpun dan dimanapun tanpa
kita tahu, persiapkanlah diri untuk perbanyak ibadah dan menjadi sebaik-baiknya
orang sehingga saat waktunya tiba, kita tidak akan menyesal.
-Sesedih dan semenyakitkan apapun yang kita rasakan, kita
harus tetap tersenyum dan terlihat tegar.
-Dalam kesederhanaan, jangan pernah takut miskin untuk
membantu orang lain Karena rezeki sudah diatur oleh Yang Maha Kuasa.
NB: Terimakasih yang sudah membaca, semoga menginspirasi. Artikel ini ditulis untuk memenuhi challenge menulis 30hari.
#RamadhanInspiratif
#Challenge
#Aksara
Nggak pernah terbayang sih, meski kadang sering kesel kenapa Mamah sering banget marah-marah, tapi ada aja waktu kalo lagi kangen kena marahnya, semoga semua anak yang orangtuanya masih diberi umur panjang, dan untuk mereka yang orangtuanya dipanggil Allah lebih dulu, semoga diberi kasih sayang yang berlimpah. Amin...
BalasHapuswww.asysyifaahs.com
Amiin :)
Hapus