Siapa yang menyangka seorang perempuan yang keras kepala, susah
diatur dan acuh tak acuh terhadap ilmu agama tiba-tiba mengambil keputusan
untuk HIJRAH?
Inilah yang terjadi kepada seorang perempuan yang kerap di
sapa Via.
Semasa SMA dia habiskan menjadi vokalis band sekolah bersama
keempat temannya yang laki-laki semua. Nakal, sering kabur kekantin saat
pelajaran, susah diatur begitulah tabiatnya. Mereka yang mengetahui Via kenapa
seperti ini beranggapan karena dia kurang mendapatkan kasih sayang dari
orangtuanya yang broken home.
Selepas SMA, dia mencari perkerjaan sana-sini tak kunjung
dapat. Ya, ia pun sadar di zaman sekarang memang sulit untuk mendapatkan
perkerjaan hanya berbekal ijazah SMA.
Masalah demi masalah perlahan-lahan mulai menghampiri dan
semakin banyak hingga rasanya ia ingin menangis sejadi-jadinya meluapkan dan
menceritakan segalanya namun ia kini tidak memiliki teman. Teman-temannya
perlahan menjauh dan memiliki kesibukan masing-masing.
Suatu hari diwaktu dzuhur, saat ia sedang duduk istirahat
dekat masjid ada sekumpulan wanita berjilbab lebar saling bercerita tampaknya
dekat sekali seperti bersaudara, Via hanya memandang mereka yang saling
bercerita dan entah mengapa air matanya tiba-tiba menetes. Salah satu dari
wanita berjilbab itu menyadari keberadaan Via yang memandanginya kemudian
bertanyalah ia kepada Via:
“assalamu’alaikum, hai, namaku dita. maaf kenapa kamu
menangis?” sapa nya tanpa basa-basi.
“wa’alaikumsalam. Oh nggak ada apa-apa kok, aku cuma terharu
ngeliat kalian bisa saling bercerita. Coba aja teman-temanku bisa kaya kalian”
“hmm jadi gitu, apa kamu mau gabung sama kami? Mungkin kita
bisa saling sharing?”
Tanpa dipikir panjang, Via tersenyum mengangguk tanda
menyetujui.
Bergabunglah Via dengan para wanita berjilbab lebar itu yang
sepertinya seumuran dengan via. Awalnya via merasa takut dan risih dengan
penampilannya yang seperti sekarang ini, apakah para wanita ini mau menerima
kehadirannya? Namun ketakutan itu perlahan luntur, wanita-wanita ini sangat
hangat menyambut kedatangan via meskipun saat itu ia belum berhijab.
Dan mulailah Via bercerita bagaimana tentang kehidupannya.
Sepulangnya dari masjid, ia merenung, banyak sekali
pertanyaan yang terlintas tapi ia tidak tahu jawabannya. Pertanyaan ini tentang
ketenangan batinnya saat berkumpul dengan para wanita tadi di masjid.
Beberapa kali Via berkumpul dengan teman-teman barunya, ia
sadar akhirnya beberapa pertanyaan itu kini
memiliki jawaban. Inilah titik terang dari perjalanan hidup Via, “HIJRAH”.
Via kini bangkit dari keterpurukan, melawan semua ego,
gengsi.
Via kini semakin banyak belajar tentang ilmu agama dan kini
ia menjadi guru TPA dilingkungan rumahnya.
Diawal hijrahnya banyak cibiran, banyak omongan yang tidak
sepantasnya dilontarkan namun Via menganggap itu adalah cara Allah menguji
seberapa kuat imannya, dan untuk menguji kesungguhannya dalam proses hijrah.
Subhanallah, begitu banyak cara Allah memberi hidayah kepada
hambaNya, salah satunya ya seperti cerita Via ini. Bermula dari keterpurukan
dan tidak sengaja bertemu dengan orang-orang yang telah dipilih Allah sebagai
perantara pemberi hidayah bagi seorang Via yang jauh dari Allah.
NB: Terimakasih yang sudah membaca, semoga menginspirasi. Artikel ini ditulis untuk memenuhi challenge menulis 30hari.
#RamadhanInspiratif
#Challenge
#Aksara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar